Minggu, 30 Juli 2023

Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai IPTEK ( PAI Kelas XI )

Kajian Berpikir Kritis dari Surah Ali Imran Ayat 190-191

Surah Ali Imran ayat 190-191 adalah dua ayat dalam Al-Qur'an yang menekankan pentingnya berpikir kritis dalam memahami fenomena alam dan realitas kehidupan. Ayat-ayat ini menawarkan pelajaran berharga tentang bagaimana seorang Muslim harus mengamati dan merenungkan ciptaan Allah dengan akal yang jernih. Berikut adalah materi berpikir kritis yang dapat diambil dari kedua ayat tersebut :

 Ayat 190 :

 إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ

 Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang memahami." (Ali Imran 3:190)

 Beberapa Petunjuk Berpikir Kritis :

 -     Penciptaan Alam Semesta : Ayat ini mengajak kita untuk memperhatikan dan merenungkan ciptaan Allah yang mencakup langit dan bumi. Dalam berpikir kritis, kita harus melihat bukti-bukti ilmiah tentang alam semesta, termasuk teori-teori kosmologi dan evolusi, serta menghindari pandangan sempit yang bertentangan dengan fakta ilmiah.

 -     Perbedaan Malam dan Siang : Perbedaan antara malam dan siang merupakan fenomena alam yang menarik dan berulang secara teratur. Berpikir kritis mengajarkan kita untuk mencari pemahaman tentang proses alamiah yang menyebabkan perbedaan ini, seperti rotasi bumi dan posisinya terhadap matahari.

 -     Menggunakan Akal : Ayat ini merujuk kepada "Uli al-Albab," yaitu orang-orang yang memiliki pemahaman dan akal yang jernih. Berpikir kritis mendorong kita untuk menggunakan akal sehat dalam memahami realitas dan menghindari terperangkap dalam pemahaman yang dangkal atau takhayul.

 Ayat 191 :

 الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 Artinya: "Orang-orang yang menyebut nama Allah ketika berdiri, duduk, dan dalam keadaan berbaring, serta yang memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'" (Ali Imran 3:191)

 Beberapa Cara Untuk Berpikir Kritis

 -          Mengamati Tanda-tanda Kehadiran Allah : Ayat ini mengajak kita untuk mencermati tanda-tanda kebesaran Allah di sekitar kita dan merenungkan penciptaan langit dan bumi. Berpikir kritis mengarahkan kita untuk menganalisis dan mencari bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan keberadaan Tuhan dan keagungannya dalam penciptaan alam semesta.

 -          Refleksi atas Tujuan Penciptaan : Ayat ini menunjukkan pentingnya mempertanyakan tujuan dari penciptaan ini. Berpikir kritis memicu keingintahuan kita untuk mencari pemahaman tentang makna hidup dan peran kita sebagai manusia dalam konteks penciptaan ini.

 -          Mencari Kebenaran : Ayat ini menyiratkan sikap rendah hati dalam berpikir, yaitu menyadari bahwa segala sesuatu yang Allah ciptakan memiliki tujuan dan hikmah di baliknya. Berpikir kritis memerlukan niat untuk mencari kebenaran dan kesadaran bahwa pengetahuan kita selalu terbatas.

 -          Menghindari Akibat Negatif : Ayat ini menegaskan perlunya menghindari siksa neraka dengan cara mengamalkan berpikir kritis, mengenal Tuhan dengan baik, dan menghormati ciptaan-Nya. Berpikir kritis membantu kita menyadari konsekuensi dari tindakan kita dan mengarahkan kita pada jalan yang benar.

Kesimpulan Ayat

Dalam rangka menjadi Muslim yang baik, berpikir kritis adalah suatu keterampilan yang harus terus diasah dan digunakan untuk memahami realitas dunia dan keagungan penciptaan Allah. Dengan berpikir kritis, kita dapat lebih menghargai keajaiban alam semesta dan menghadapi kehidupan dengan pemahaman yang lebih mendalam dan bijaksana.


Mencintai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Berdasar Kajian Surah Ar-Rahman : Ayat 33

Surah Ar-Rahman ayat 33 adalah ayat dalam Al-Qur'an yang menekankan keagungan Allah sebagai pencipta segala sesuatu, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Ayat ini mengajak manusia untuk mengembangkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap kebesaran Allah. Berikut adalah materi tentang mencintai IPTEK yang dapat diambil dari ayat tersebut :

 Ayat 33:

 يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانفُذُوا لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ

 Artinya: "Hai kumpulan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah; kamu tidak dapat menembusnya, kecuali dengan kekuatan (dengan sesuatu yang beralasan)."

Upaya Untuk Mencintai IPTEK

Menghargai Ciptaan Allah

Ayat ini menunjukkan kebesaran ciptaan Allah yang mencakup langit dan bumi. Mencintai IPTEK berarti menghargai kebijaksanaan dan rahmat Allah yang menyediakan manusia dengan akal untuk memahami dan memanfaatkan potensi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Mendorong untuk Mengetahui Lebih Banyak

Ayat ini mendorong manusia untuk terus belajar dan mengeksplorasi ciptaan Allah yang luas. Cinta terhadap IPTEK harus mendorong kita untuk merasa penasaran dan selalu ingin mengetahui lebih banyak tentang alam semesta dan bagaimana segala sesuatu berfungsi.

Memahami Batasan Manusia

Meskipun Allah menciptakan akal manusia, ayat ini juga mengajarkan tentang batasan kekuatan dan pengetahuan kita. Mencintai IPTEK bukan berarti kita menjadi sombong dengan pengetahuan yang kita miliki, tetapi sebaliknya, kita harus menghormati batasan diri dan terus berusaha untuk lebih berkembang.

Kembangkan Ilmu dengan Hujjah (Beralasan)

Ayat ini menekankan bahwa untuk mengetahui dan memahami sesuatu, kita harus memiliki hujjah (dalil, bukti, alasan). Mencintai IPTEK berarti mendorong keterbukaan terhadap metode ilmiah dan penalaran yang beralasan dalam mengeksplorasi fenomena alam dan mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapi umat manusia.

Memanfaatkan IPTEK untuk Kebaikan

Cinta terhadap IPTEK harus diterjemahkan dalam upaya untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kebaikan dan kemaslahatan umat manusia. Dengan memanfaatkan IPTEK secara bijaksana, kita dapat mencapai kemajuan dan memperbaiki kondisi kehidupan di bumi ini.

Bersyukur atas Anugerah IPTEK

Ayat ini menyiratkan bahwa kemampuan manusia untuk mengenal dan menggunakan IPTEK adalah anugerah dari Allah. Mencintai IPTEK berarti bersyukur atas nikmat ini dan menggunakannya dengan penuh tanggung jawab untuk kebaikan dan kemajuan umat manusia serta untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah.

 

Dengan mencintai IPTEK sesuai dengan ajaran Surah Ar-Rahman ayat 33, kita dapat menjadi manusia yang lebih berilmu, bermanfaat bagi orang lain, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui pemahaman dan penghormatan terhadap ciptaan-Nya.

  

Berpikir Kritis Berdasar dari Beberapa Hadist Nabi

 

Hadis Nabi adalah kumpulan perkataan, perbuatan, dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW. Hadis-hadis tersebut memiliki makna mendalam dan nilai pedagogis yang dapat membantu kita dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Berikut adalah materi berpikir kritis berdasarkan beberapa hadis Nabi :

 1.       Memeriksa Keaslian Hadis

"مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ"

Artinya: "Barangsiapa yang dengan sengaja berdusta atas namaku, hendaklah dia menyiapkan tempat duduknya di Neraka." (HR. Bukhari)

Hadis ini mengajarkan pentingnya memeriksa keaslian informasi sebelum menyebarkannya. Berpikir kritis memerlukan sikap skeptis dalam menerima dan menyampaikan informasi, terutama hadis dan perkataan Nabi, untuk menghindari penyebaran informasi yang salah atau palsu.

 2.       Bertanya dan Memahami dengan Baik

"مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الْعِلْمَ سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ"

Artinya: "Barangsiapa yang mencari ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju surga." (HR. Muslim)

Hadis ini mengajarkan pentingnya mencari ilmu dengan bertanya dan memahami dengan baik. Berpikir kritis berarti selalu ingin tahu, mengajukan pertanyaan yang relevan, dan mencari jawaban dengan mengandalkan sumber-sumber yang kredibel untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

 3.       Menganalisis Sebelum Bertindak

"الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَزْ"

Artinya: "Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan. Berusahalah untuk mencari apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah merasa lemah." (HR. Muslim)

Hadis ini mengajarkan pentingnya menganalisis situasi dan mempertimbangkan konsekuensi tindakan sebelum mengambil keputusan. Berpikir kritis berarti mempertimbangkan dengan cermat dan bijaksana untuk memilih tindakan yang akan memberikan manfaat terbaik.

 4.       Berfikir Sebelum Berbicara

"مَنْ يَضْمَنْ لِى مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ"

Artinya: "Barangsiapa dapat menjamin untukku apa yang ada di antara dua tulang pipinya (lidah) dan apa yang ada di antara dua pahanya (kaki), maka aku menjamin baginya surga." (HR. Bukhari)

Hadis ini mengajarkan tentang pentingnya berpikir sebelum berbicara atau bertindak. Berpikir kritis berarti mengendalikan ucapan dan perbuatan kita dengan mempertimbangkan akibatnya, sehingga kita tidak terjerumus dalam ucapan atau tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

 5.       Evaluasi Diri dan Perilaku

"لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ"

Artinya: "Tidak sempurna keimanan seorang di antara kamu hingga dia mencintai bagi saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan tentang empati dan penilaian diri. Berpikir kritis berarti melihat dan mengevaluasi diri sendiri, serta memperbaiki perilaku agar lebih baik dan saling menghargai satu sama lain.

 

Khulashah

Dalam mengembangkan berpikir kritis, kita dapat mengambil pelajaran dari hadis-hadis Nabi yang menekankan pentingnya menyelidiki, mempertimbangkan, dan bertindak secara bijaksana. Dengan mengaplikasikan nilai-nilai dari hadis-hadis tersebut, kita dapat menjadi individu yang lebih berpengetahuan, berempati, dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan kita.

 

Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas XI

Oleh : M.Amin, S.PdI (085851400919)

 

Sumber Bacaan

-        Buku Paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI

Penerbit : Pusat KP BP3 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

-     Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMK Kelas XI  Penerbit : Airlangga

-     Berbagai Sumber

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar