Materi Al-Qur'an

Berisi tentang materi Al-Qur'an beserta perangkatnya.

Materi Hadist

Pelajaran tentang Hadist beserta perangkatnya.

Materi Sirah

Berisi tentang Sirah Sahabat dan cerita hikmah.

Tampilkan postingan dengan label Tematik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tematik. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 November 2022

 ROBERT CRANE ( Sebuah Pengantar Hukum Waris )

Foto : Wikipedia
 ROBERT CRANE

Richard Nixon adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-37, mempunyai penasihat namanya Dr. Robert Crane.
Seorang Doktor dari Universitas Harvard dengan 2 keahlian yaitu,
(1) bidang hukum umum,
(2) bidang hukum internasional.

Dr. Robert Crane. juga presiden Asosiasi Hukum Internasional Harvard University. Universitas yang paling termashur di Dunia.
Dia juga menguasai enam bahasa,  dan sebagai pendiri Pusat Modernisasi Amerika.

Pada masa Presiden Nixon, dia diangkat jadi penasihat hukum Departemen Luar Negeri dan wakil Direktur Utama Keamanan Nasional.
Suatu saat, Presiden Nixon meminta dinas inteligen AS untuk mengumpulkan informasi dan menulis laporan tentang Islam Fundamentalis.
Kemudian  mereka menulis laporan dengan tebal tentang Islam Fundamentalis.
Lalu Presiden Nixon meminta Crane membaca laporan itu dan meringkasnya.
Dr. Crane melaksanakan tugasnya sambil menghadiri ceramah-ceramah dan seminar-seminar tentang Islam untuk memperluas wawasannya tentang Islam Fundamentalis
Alhasil, semua yang dia ketahui tentang Islam membuat Crane terkejut dan sangat terkesan.
Singkat cerita, dia kemudian masuk Islam dan memilih nama baru yaitu: Farooq Abdel Haq, mempunyai  makna: 'Pembeda antara yang hak dan yang batil, hamba Yang Maha Benar. '
Dr Crane pun menceritakan sebab masuk Islamnya:
"Sebagai seorang ahli hukum saya mendapatkan semua hukum yang saya pelajari sudah ada di Islam secara lengkap dan ringkas pula.
Bahkan ketika saya belajar di Harvard selama beberapa tahun,  tidak pernah ada kata "adil" di dalam semua literatur dan kajian hukum yang saya pelajari.
Justru di Islam banyak didapati kata "adil."
Dia bercerita :
"Suatu hari, kami diskusi dan diantara kami ada  seorang Profesor Yahudi ahli hukum.
Dia bicara dan cerita tentang Islam secara negatif.
Maka saya ingin membungkamnya dengan pertanyaan:
"Tahukah anda seberapa besar Kitab Hukum Waris di AS ?"
Dia jawab: "Iya. Lebih dari 8 jilid.."
Lalu saya berkata:
"Jika saya datangkan Kitab Hukum Waris komplit hanya 10 halaman, dan itu ketentuan hukum waris dalam Islam, apa anda bisa mengatakan Islam itu agama benar ?"
Dia jawab: "Itu mustahil."
"Maka kuberikan kepadanya kompilasi ayat-ayat Quran tentang hukum waris."
"Beberapa hari kemudian dia mendatangiku dan berkata:
"Tidak mungkin akal manusia mampu menjabarkan waris dan hubungan kerabat dan mencakup semua pihak secara keseluruhan, sempurna dan adil serta tanpa menzhalimi seorangpun seperti itu."
"Dengan kata lain, dari isi ayat-ayat Al-Quran dari tema waris itu saja sudah dapat disimpulkan bahwa tak mungkin itu karya manusia, secerdas apapun dia, apalagi karya seorang Muhammad bin Abdillah yang tak pernah sekolah."
"Lalu profesor Yahudi itu pun masuk Islam."
Tulisan ini dibuat saat Dr. Robert Crane berusia 91 th.
(Sumber lebih banyak di Wikipedia )


Catatan :
Faruq Abdul Haq yang nama aslinya Dr. Robert Crane meninggal dunia Desember 2021 yang lalu sebagai muslim dalam usia 92 tahun.

Allahumma firlahu war hamhu
Aamiin Yaa Rabbal 'Alamiin. 🤲🏻

Sumber : Muallaf


Rabu, 17 Agustus 2022

Bagaimana Remaja yang Merdeka Itu ?

 Ibu pertiwi ulang tahun kemerdekaan untuk yang ke 77 kalinya. Merdeka dari penjajahan fisik yang pernah menimpa Bumi Nusantara oleh negeri matahari terbit dan negeri kincir angin sebelum 17 Agustus 1945.

Sejatinya, bukan cuman negara kita yang merdeka dari penjajahan. Rakyatnya juga nggak boleh ketinggalan, mesti merdeka juga dari berbagai tekanan. Tak terkecuali generasi muda yang kelak bakal membawa negeri ini meraih kemerdekaan hakiki. Tak hanya terbebas dari invasi militer, tapi juga penjahan secara politik, ekonomi, atau budaya yang tak kasatmata.

Pertanyaannya, seperti apa karakter remaja merdeka yang menjadi dambaan umat? Lets cekidot!

Pertama, lepas dari jerat nafsu.

Geliat jiwa muda gampang banget terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan. Terutama kalo udah terpapar virus hedonis. Gaya hidup yang memuja kesenangan dunia. Setan pinter banget ngegoda remaja untuk ikutin jalannya yang sesat. Saking pinternya, remaja banyak yang nggak nyadar kalo udah terjerat nafsu akibat godaan setan.

Tengok saja, banyak remaja yang keranjingan berlenggak-lenggok di atas zebra cross dengan busana yang mengumbar aurat. Belum lagi budaya pacaran yang makin beringas dalam kemasan pergaulan bebas. Nggak ketinggalan, adu jotos seringkali jadi pelarian kalo sesama kaum Adam slek. Kalo udah begini, remaja makin diperbudak oleh nafsu. Gak bisa lepas.

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”(QS. Al-Jatsiya : 23)

Karena itu, remaja merdeka bakal mati-matian berusaha untuk lepas dari jeratan nafsu. Bukan perkara mudah, tapi bisa dilakukan selama kita tetap ngaji, mengenal Islam lebih dalam. Karena, hanya Islam yang bisa menundukkan hawa nafsu.

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Al Ash ra, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang pun yang beriman sampai ia menundukkan keinginannya untuk mengikuti apa yang Aku bawa” (HR. At-Thabrani) 

Kedua, bebas dari tekanan teman sebaya

Dalam lingkungan pergaulan, pengaruh teman satu sirkel punya peran besar dalam membentuk karakter remaja. Terutama kalo sudah melibatkan peer pressure alias tekanan teman sebaya.

Secara istilah Peer pressure bisa diartikan sebagai tekanan perasaan ketika seseorang harus melakukan hal yang sama seperti orang lain pada usia dan kelompok sosial tertentu agar disukai atau dihargai. Peer pressure bisa memberi pengaruh yang kuat dalam suatu kelompok, di mana anggotanya akan berperilaku seperti yang lain.

Ngerinya, kalo sirkel pertemanan kita dihuni oleh remaja toxic. Mereka bisa menekan temen-temen mainnya untuk berperilaku negatif seperti mereka. Mulai dari merokok, nenggak miras, bolos sekolah, bohong pada orang tua, pacaran, atau tawuran.

Sialnya, banyak remaja “menyerah” berada dalam peer pressure negatif karena ingin disenangi, ingin dihargai oleh sirkel pertemannya atau khawatir bakal dicengin anak – anak lain kalo nggak punya kelompok pertemanan.

Remaja yang merdeka itu, dia nggak pilah pilih teman. Karena dia bisa menunjukkan sikap terbaik dalam menghadapi peer pressure. Kalo ada temannya yang ngajak maksiat, dia pilih mengingatkan dan meninggalkan mesti resikonya bakal dijauhi oleh teman-temannya.

Sebaliknya, kalo ada teman yang ngajak taat, dia langsung mengiyakan dan segera ambil bagian. Lantaran teman model gini yang bakal menyelamatkannya dari bencana di dunia dan musibah di akhirat.

Lantas,bagaimana caranya remaja merdeka itu bisa bebas dari tekanan teman sebaya, dia harus punya rasa bangga yang membuncah sebagai seorang muslim. Sebagaimana ditegaskan Allah swt dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka menguatkan kedudukannya, kemudian para malaikat akan turun kepada mereka (berkata), “Jangan takut dan jangan bersedih; dan berbahagialah dengan (memperoleh) surga yang dijanjikan kepadamu.” (QS. Fussilat Ayat 30)

Ketiga, Say no to wasting time

Godaan yang satu ini, paling susah ditolak oleh remaja, terutama kalo diajak oleh teman dekatnya. Wasting time alias membuang waktu. Sibuk dengan aktifitas yang minim manfaat. Meski bukan perbuatan yang diharamkan, tapi bisa melenakan hingga melalaikan kewajiban atau nyerempet kemaksiatan.

Remaja mandiri itu berusaha menjaga kejayaannya sebagai seorang muslim dengan menghindari segala aktivitas yang minim manfaat. Seperti yang diingatkan oleh Rasulullah SAW, "Dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata, 'Rasulullah, damai dan berkah Allah besertanya, bersabda, 'Cara terbaik memeluk Islam adalah dengan meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.'"

Imam al-Qori berkomentar mengenai makna “meninggalkan sesuatu yang tidak berguna”. Maksudnya sesuatu yang tidak penting dan tidak patut ia lakukan. Baik berupa ucapan atau tindakan. Baik sekedar melihat maupun memikirkan.

Daripada waktunya dihabiskan untuk mabar, nonton konser musik, nongkrong di pinggir jalan, atau ngobrol ngalor ngidul, atau mager gak jelas, remaja merdeka lebih memilih untuk belajar dan beribadah.

Keempat, growth to contribute

Hakikat eksistensi bagi remaja muslim, tergambar dalam nasihat  seorang Ulama besar Abu Abdillah Muhammad bin Idris atau yang masyhur dengan sapaan Imam Syafi’i. “Demi Allah, hakikat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Jika keduanya tidak ada maka pribadinya tidak bernilai.”

Itu artinya, kalo seorang remaja ogah-ogahan menimba ilmu atau males-malesan mengenal Islam lebih dalam, seperti mayat hidup. Imam Syafi’i mengingatkan “Siapa yang tidak belajar di masa mudanya, bertakbirlah untuknya 4 kali karena kematiannya”

Sebaliknya, kalo remaja getol belajar baik ilmu agama maupun ilmu dunia berarti dia telah menghargai kehidupannya. Karena salah satu ciri makhluk hidup terus bertumbuh dan berkembang. Wawasannya terus bertambah, kemampuannya kian terasah.

Tak cukup sekedar menimba ilmu, remaja merdeka itu selalu berusaha menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Dia menjadikan dakwah sebagai poros hidupnya. Tak sungkan berkontribusi, tanpa tapi, tanpa nanti, tanpa lelah.


Sumber : https://temansurga.com/buletin-teman-surga-198-remaja-merdeka-itu/


Sabtu, 13 Agustus 2022

Merehabilitasi Mental dengan Sholat

 

Sejak wahyu Alquran turun pertama kali, janji sekaligus harapan kemenangan sebenarnya sudah diperuntukkan bagi kaum muslimin. Janji kemenangan itu juga diulang-ulang dalam lantunan azan yang mengumandang setiap waktu. Hayya'ala Al-falah. Mari songsong dan rebut kemenangan. Janji Allah itu mutlak pasti terjadi. Namun sebelum itu, membutuhkan usaha dan kesungguhan. Setidaknya dengan menenangkan pertarungan pada setiap panggilan salat lima waktu. Bahwa salat bukan hanya ibadah secara ritual saja, tetapi juga sebagai syarat kemenangan yang diharapkan.

Peluang sekaligus tantangan ini penting untuk selalu diulang-ulang dan disegerakan kepada seluruh kaum muslimin. Sebab disadari, the clash of Civilization (benturan peradaban) itu memang terjadi. Tak bisa dihindari.

Ada pertarungan abadi dalam kehidupan manusia. Antara para pengusung kebenaran (Al-Haq) dan kebaikan (Ahlu al-khair), dengan mereka yang lebih suka dengan kesesatan (al-bathil) dan kejahatan (Ahlu asy-syar)

Apalagi, ajaran Islam bersifat universal, mencangkup alam sekitar. Dalam Alquran biasa disebut kafatan linnas (menjangkau segenap umat manusia), dan rahmatan lil alamin (Rahmat untuk seluruh alam semesta)

Untuk itu, menghadapi potensi benturan tersebut, jauh-jauh hari Allah telah mempersiapkan segala sesuatu melalui Alquran.hal itu juga diajarkan secara tuntas kepada Rasulullah Muhammad melalui teladan dalam keseharian.

Menyerap Mukjizat

Realitasnya, bisa dikata sebagai kaum muslimin di lapangan belum mampu memberi warna kepada umat manusia dan lingkungannya. Peradaban modern terus berkembang tanpa nyaris tersentuh oleh shibgah (celupan) agama. Umat Islam justru seperti jadi bulan-bulanan resmi pengusaha dzolim. Akibatnya, sebagian jadi kehilangan kepercayaan diri. 'Izzah (kemuliaan) Islam seolah tergerus Dan mereka tak lagi merasakan wibawa itu.

Timbul pertanyaan, apakah resep yang telah Allah turunkan masih ada kekurangan? Apakah tidak sesuai dengan desain yang benar sesuai petunjuknya.

Padahal, jangankan Alquran sebagai mukjizat secara keseluruhan. perintah salat saja sudah luar biasa jaminan kehebatannya. Sayang, jujur diakui bawa kekuatan salat yang kita kerjakan belum pernah tercicipi dengan baik. Ada nilai tambah yang belum pernah dirasakan selain untuk menggugurkan kewajiban saja.

Kita semua tentu bersyukur masih terpanggil untuk menunaikan salat lima waktu. Namun apa yang kita dapatkan dari rukun Islam kedua ini?

Sebagian kita harus mengaku bahwa rasa itu masih terlalu hambar. Bahkan nyaris. Tidak ada getaran apa-apa dalam diri usai mengerjakan salat.

Rasanya kita belum berhasil merehabilitasi mental dan jiwa. Sehingga perasaan dan suasana hati seolah tidak berada antara salat dan di luar salat. Padahal salat adalah wahana kontak dan komunikasi secara langsung antara hamba dengan penciptanya.

Kondisi demikian tentu indikasi bahwa salat tersebut belum menghasilkan apa-apa. Kecuali gurunya kewajiban saja.

Momentum

Kondisi serupa sebenarnya sedang terjadi di luar sana. Kaum non muslim juga tengah menghadapi persoalan yang tak kunjung ada habisnya.

Peradaban materialisme dan kapitalisme yang diusung oleh negara-negara besar sedang menuju titik jenuh. Masyarakat barat dilanda krisis moral. Di mana-mana terjadi demonstrasi. Rakyat mulai menggeliat. Mereka perlahan muak dan jijik dengan slogan kebebasan yang digaungkann selama ini. Berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) independen muncul, sebagai bentuk protes kebijakan para penguasa.

Sejumlah keresahan ini tentu harus ditangkap sebagai peluang dan tantangan. Jika masyarakat dunia mulai resah lalu apa yang Islam tawarkan dan sodorkan pada mereka?

Ini bukan sekedar momen yang terbilang strategis. Lebih dari itu, ini adalah tanggung jawab Islam menebar pesona sebagai rahmatan lil alamin dan kafatan

Tak perlu menghabiskan waktu mengurus persoalan yang sifatnya remeh-temeh. Cukup fokus saja memunculkan pesona Islam tersebut sebagai kekuatan dan jaminan kemenangan.

Dengan kesadaran panggilan iman dalam rehabilitas mental dan kondisi umat Islam, maka bukan hal fantastis atau mustahil Allah berkenan memberikan bantuan dan pertolongannya. Yakni yakni mengubah nasib umat Islam menjadi pemenang sekaligus mengatur setiap urusan dalam kehidupan manusia. di sini lah pentingnya kalimat syahadat benar-benar diserapi oleh jiwa-jiwa setiap muslim. Masalahnya, harus jujur diakui pula, kita belum mendalami secara intensif dan serius ajaran Islam tentang potensi kekuatan syahadat. Tanyakan, syarat hanya dikenal sebagai rukun Islam pertama saja. Tanpa tahu lebih jauh dahsyatnya kekuatan syahadat itu. Padahal, jika ucapan ini betul-betul berkecambah niscaya akan melahirkan suatu sikap mental dan kesadaran yang luar biasa bagi setiap orang beriman.

Editor : Karima Melati (24), Zahra Atta Faridho (23), Ratnaning Rahayu (19), Paula Victoria (18), Elang Cahya H (9) / Kelompok 2_X Boga2

Jumat, 12 Agustus 2022

Berusaha Lebih Baik dan Lebih Berkah


 Bekerja dan membuka usaha mencari tambahan penghasilan memang penting agar dapat memenuhi segala kebutuhan hidup. Terlebih dengan cara membuka usaha adalah salah satu anjuran Rasulullah untuk mendapatkan Rizki dari nya dengan cara yang halal. Karena yang merubah nasib kita adalah diri kita sendiri

Setelah kebutuhan terpenuhi, boleh diri kita untuk lebih membangun dan mengembangkan usaha, asal niatnya bukan untuk memperkaya diri, tapi memberikan kemanfaatan Buat sesama. Serta ketulusan dan keikhlasan kita saat berusaha, terutama kepada Allah ta'ala. Dengan begitu kesuksesan akan kita temui yang di sertai dengan lebih banyak keberkahan atas ridho nya

 "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya" (QS. Ath- talaq (65) :2-4)

Maka dari itu, jangan pernah lelah untuk mencari keberkahan nya. Yakni menjadikan diri menjadi sebaik baiknya manusia yang senantiasa menebar manfaat kepada sesama.

Vanesha Alfionita kelas XB (No. Abs 10)



Kamis, 11 Agustus 2022

Menjaga Lisan ( Materi Akhlaq )

Jika ada dua orang wanita atau lebih berbicara seraya berbisik bisik ,sesekali memandang orang di depannya dan tertawa-tawa,apa yang terlintas di benak anda tentang mereka ? Ya,biasanya,mengghibah.

Mungkin menjadi jawaban dan prasangka buruk terhadap mereka,atau terlintas jawaban,mungkin mereka sedang membicarakan hal yang mereka anggap  lucu  dan menggelikan.

Apapun jawaban/prasangka yang ditujukan untuk mereka ,memang di akui ,jika beberapa wanita berkumpul niscaya tidak luput dari bincang-bincang ngalor ngidul yang tak jarang menyerempet ke hal-hal yang di haramkan .mengghibah alias  membicarakan keburukan / hal yang tidak di sukai orang lain misalnya. Wanita yang menurut suatu penelitian diberi kemampuan bertutur kata tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan pria,seringkali tergelincir dalam dosa saat berkumpul satu sama lain disengaja atau tidak . Yang demikian tidak hanya menimpa umumnya wanita. Wanita- wanita mulia pendamping rosulullah pernah mendapat teguran langsung dari Allah ,yang kisah mereka menjadi sebab turunnya awal mula surat at-tahrim . Ketika dua istri beliau terlibat dalam makar yang ditujukan untuk masuk mereka yang lainnya.

  Lisan yg diciptakan tdk bertulang,memang menjadi ujian terberat manusia, khususnya wanita yg diberikan kemampuan berkata-kata lebih banyak dibandingkan pria. Tdk sedikit hati terluka, permusuhan dan dendam berkepan jangan,bahkan dosa beser terjadi,karena lisan yg tdk ditahan kendalinya.

  Rasulullah yg dikutip dari adabul mufrod milik Imam Bukhori berikut; dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata,pernah ditanyakan kpd Rasullullah Shalallahu alaihi wa salam,hai Rasullullah, sesungguhnya Si Faulanah suka sholat malam,shoum di siang hari,mengajarkan(berbagai kebaikan) dan bersedekah hanya saja ia mengganggu para tetangganya dng lisannya?". Bersabda Rasulullah,"Tiada kebaikan padanya,dia termasuk penghuni neraka". Mereka bertanya lagi,"Sesungguhnya Si Faulanah (yg lain) mengerjakan (hanya) sholat wajib dan bersedekah dng sepotong keju,namun tdk pernah mengganggu seorangpun?". Bersabda Rasulullah,"Dia termasuk penghuni surga".

  Lisan wanita tdk hanya ketika berkumpul sesama wanita saja harus dijaga,ketika sendiripun kadang lisannya liar berkata dan mengomentari apa yg dilihatnya. Ketika melihat orng lebih gemuk darinya misalnya, ia berkomentar,"ih,harusnya orng itu pakai baju yg cocok untuk ukuran tubuhnya",atau"ga matching banget,sih baju orng itu,"dan seterusnya.

Suatu saat, Rasulullah pernah menegur ibunda Aisyah RA atas kata-kata yang ia lontarkan untuk istri Rasulullah lainnya, yaitu Shofiyyah, sebagaimana yang di tuturkan ibunda Aisyah sendiri;"saya pernah berkata Kpd nabi,'Shofiyah itu begini dan begitu'. Rawi selain Musaddad berkata'Aisyah bermaksud menggatkan bahwa Sofiyah pendek. Maka Nabi kemudia berkata,'sungguh kamu telah mengucapkan suatu kalimat,yg seandainya kalimat tersebut dicampur dng air laut niscaya ia akan mengubah rasanya'. Saya juga pernah menirukan seseorang. Lalu beliau berkata'saya tdk suka mengejek seseorang,sekalipun saya akan memperoleh keuntungan ini dan itu". ( HR: Abu Daud) 

  Semenjak memasuki era digital,dan smart phone menjadi pegangan wajib setiap orng,kata"yg diucapkan lisan tergambar dlm tulisan. Bahkan yg dikomentari tdk saja orng yg dilihatnya,tetapi seantero dunia dikomentari. Padahal,tulisan juga memiliki kekuatan yg sama dng apa yg dilisankan. Tulisan dpt berbicara selayaknya lisan.

  Agar wanita muslimah terhindar dari bahaya lisan, ada nasihat bijak Rasulullah harus dijadikan pegangan. Nabi bersabda "barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR al-Bukhori)

Editor : Aulia Isya (03) Mutiara Fitri Wulandari (11)Riska Amelia (16)_X KC