Materi Al-Qur'an

Berisi tentang materi Al-Qur'an beserta perangkatnya.

Materi Hadist

Pelajaran tentang Hadist beserta perangkatnya.

Materi Sirah

Berisi tentang Sirah Sahabat dan cerita hikmah.

Minggu, 30 Juli 2023

Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai IPTEK ( PAI Kelas XI )

Kajian Berpikir Kritis dari Surah Ali Imran Ayat 190-191

Surah Ali Imran ayat 190-191 adalah dua ayat dalam Al-Qur'an yang menekankan pentingnya berpikir kritis dalam memahami fenomena alam dan realitas kehidupan. Ayat-ayat ini menawarkan pelajaran berharga tentang bagaimana seorang Muslim harus mengamati dan merenungkan ciptaan Allah dengan akal yang jernih. Berikut adalah materi berpikir kritis yang dapat diambil dari kedua ayat tersebut :

 Ayat 190 :

 إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ

 Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang memahami." (Ali Imran 3:190)

 Beberapa Petunjuk Berpikir Kritis :

 -     Penciptaan Alam Semesta : Ayat ini mengajak kita untuk memperhatikan dan merenungkan ciptaan Allah yang mencakup langit dan bumi. Dalam berpikir kritis, kita harus melihat bukti-bukti ilmiah tentang alam semesta, termasuk teori-teori kosmologi dan evolusi, serta menghindari pandangan sempit yang bertentangan dengan fakta ilmiah.

 -     Perbedaan Malam dan Siang : Perbedaan antara malam dan siang merupakan fenomena alam yang menarik dan berulang secara teratur. Berpikir kritis mengajarkan kita untuk mencari pemahaman tentang proses alamiah yang menyebabkan perbedaan ini, seperti rotasi bumi dan posisinya terhadap matahari.

 -     Menggunakan Akal : Ayat ini merujuk kepada "Uli al-Albab," yaitu orang-orang yang memiliki pemahaman dan akal yang jernih. Berpikir kritis mendorong kita untuk menggunakan akal sehat dalam memahami realitas dan menghindari terperangkap dalam pemahaman yang dangkal atau takhayul.

 Ayat 191 :

 الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 Artinya: "Orang-orang yang menyebut nama Allah ketika berdiri, duduk, dan dalam keadaan berbaring, serta yang memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'" (Ali Imran 3:191)

 Beberapa Cara Untuk Berpikir Kritis

 -          Mengamati Tanda-tanda Kehadiran Allah : Ayat ini mengajak kita untuk mencermati tanda-tanda kebesaran Allah di sekitar kita dan merenungkan penciptaan langit dan bumi. Berpikir kritis mengarahkan kita untuk menganalisis dan mencari bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan keberadaan Tuhan dan keagungannya dalam penciptaan alam semesta.

 -          Refleksi atas Tujuan Penciptaan : Ayat ini menunjukkan pentingnya mempertanyakan tujuan dari penciptaan ini. Berpikir kritis memicu keingintahuan kita untuk mencari pemahaman tentang makna hidup dan peran kita sebagai manusia dalam konteks penciptaan ini.

 -          Mencari Kebenaran : Ayat ini menyiratkan sikap rendah hati dalam berpikir, yaitu menyadari bahwa segala sesuatu yang Allah ciptakan memiliki tujuan dan hikmah di baliknya. Berpikir kritis memerlukan niat untuk mencari kebenaran dan kesadaran bahwa pengetahuan kita selalu terbatas.

 -          Menghindari Akibat Negatif : Ayat ini menegaskan perlunya menghindari siksa neraka dengan cara mengamalkan berpikir kritis, mengenal Tuhan dengan baik, dan menghormati ciptaan-Nya. Berpikir kritis membantu kita menyadari konsekuensi dari tindakan kita dan mengarahkan kita pada jalan yang benar.

Kesimpulan Ayat

Dalam rangka menjadi Muslim yang baik, berpikir kritis adalah suatu keterampilan yang harus terus diasah dan digunakan untuk memahami realitas dunia dan keagungan penciptaan Allah. Dengan berpikir kritis, kita dapat lebih menghargai keajaiban alam semesta dan menghadapi kehidupan dengan pemahaman yang lebih mendalam dan bijaksana.


Mencintai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Berdasar Kajian Surah Ar-Rahman : Ayat 33

Surah Ar-Rahman ayat 33 adalah ayat dalam Al-Qur'an yang menekankan keagungan Allah sebagai pencipta segala sesuatu, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Ayat ini mengajak manusia untuk mengembangkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap kebesaran Allah. Berikut adalah materi tentang mencintai IPTEK yang dapat diambil dari ayat tersebut :

 Ayat 33:

 يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانفُذُوا لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ

 Artinya: "Hai kumpulan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah; kamu tidak dapat menembusnya, kecuali dengan kekuatan (dengan sesuatu yang beralasan)."

Upaya Untuk Mencintai IPTEK

Menghargai Ciptaan Allah

Ayat ini menunjukkan kebesaran ciptaan Allah yang mencakup langit dan bumi. Mencintai IPTEK berarti menghargai kebijaksanaan dan rahmat Allah yang menyediakan manusia dengan akal untuk memahami dan memanfaatkan potensi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Mendorong untuk Mengetahui Lebih Banyak

Ayat ini mendorong manusia untuk terus belajar dan mengeksplorasi ciptaan Allah yang luas. Cinta terhadap IPTEK harus mendorong kita untuk merasa penasaran dan selalu ingin mengetahui lebih banyak tentang alam semesta dan bagaimana segala sesuatu berfungsi.

Memahami Batasan Manusia

Meskipun Allah menciptakan akal manusia, ayat ini juga mengajarkan tentang batasan kekuatan dan pengetahuan kita. Mencintai IPTEK bukan berarti kita menjadi sombong dengan pengetahuan yang kita miliki, tetapi sebaliknya, kita harus menghormati batasan diri dan terus berusaha untuk lebih berkembang.

Kembangkan Ilmu dengan Hujjah (Beralasan)

Ayat ini menekankan bahwa untuk mengetahui dan memahami sesuatu, kita harus memiliki hujjah (dalil, bukti, alasan). Mencintai IPTEK berarti mendorong keterbukaan terhadap metode ilmiah dan penalaran yang beralasan dalam mengeksplorasi fenomena alam dan mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapi umat manusia.

Memanfaatkan IPTEK untuk Kebaikan

Cinta terhadap IPTEK harus diterjemahkan dalam upaya untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kebaikan dan kemaslahatan umat manusia. Dengan memanfaatkan IPTEK secara bijaksana, kita dapat mencapai kemajuan dan memperbaiki kondisi kehidupan di bumi ini.

Bersyukur atas Anugerah IPTEK

Ayat ini menyiratkan bahwa kemampuan manusia untuk mengenal dan menggunakan IPTEK adalah anugerah dari Allah. Mencintai IPTEK berarti bersyukur atas nikmat ini dan menggunakannya dengan penuh tanggung jawab untuk kebaikan dan kemajuan umat manusia serta untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah.

 

Dengan mencintai IPTEK sesuai dengan ajaran Surah Ar-Rahman ayat 33, kita dapat menjadi manusia yang lebih berilmu, bermanfaat bagi orang lain, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui pemahaman dan penghormatan terhadap ciptaan-Nya.

  

Berpikir Kritis Berdasar dari Beberapa Hadist Nabi

 

Hadis Nabi adalah kumpulan perkataan, perbuatan, dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW. Hadis-hadis tersebut memiliki makna mendalam dan nilai pedagogis yang dapat membantu kita dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Berikut adalah materi berpikir kritis berdasarkan beberapa hadis Nabi :

 1.       Memeriksa Keaslian Hadis

"مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ"

Artinya: "Barangsiapa yang dengan sengaja berdusta atas namaku, hendaklah dia menyiapkan tempat duduknya di Neraka." (HR. Bukhari)

Hadis ini mengajarkan pentingnya memeriksa keaslian informasi sebelum menyebarkannya. Berpikir kritis memerlukan sikap skeptis dalam menerima dan menyampaikan informasi, terutama hadis dan perkataan Nabi, untuk menghindari penyebaran informasi yang salah atau palsu.

 2.       Bertanya dan Memahami dengan Baik

"مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الْعِلْمَ سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ"

Artinya: "Barangsiapa yang mencari ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju surga." (HR. Muslim)

Hadis ini mengajarkan pentingnya mencari ilmu dengan bertanya dan memahami dengan baik. Berpikir kritis berarti selalu ingin tahu, mengajukan pertanyaan yang relevan, dan mencari jawaban dengan mengandalkan sumber-sumber yang kredibel untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

 3.       Menganalisis Sebelum Bertindak

"الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجَزْ"

Artinya: "Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan. Berusahalah untuk mencari apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah merasa lemah." (HR. Muslim)

Hadis ini mengajarkan pentingnya menganalisis situasi dan mempertimbangkan konsekuensi tindakan sebelum mengambil keputusan. Berpikir kritis berarti mempertimbangkan dengan cermat dan bijaksana untuk memilih tindakan yang akan memberikan manfaat terbaik.

 4.       Berfikir Sebelum Berbicara

"مَنْ يَضْمَنْ لِى مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ"

Artinya: "Barangsiapa dapat menjamin untukku apa yang ada di antara dua tulang pipinya (lidah) dan apa yang ada di antara dua pahanya (kaki), maka aku menjamin baginya surga." (HR. Bukhari)

Hadis ini mengajarkan tentang pentingnya berpikir sebelum berbicara atau bertindak. Berpikir kritis berarti mengendalikan ucapan dan perbuatan kita dengan mempertimbangkan akibatnya, sehingga kita tidak terjerumus dalam ucapan atau tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

 5.       Evaluasi Diri dan Perilaku

"لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ"

Artinya: "Tidak sempurna keimanan seorang di antara kamu hingga dia mencintai bagi saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan tentang empati dan penilaian diri. Berpikir kritis berarti melihat dan mengevaluasi diri sendiri, serta memperbaiki perilaku agar lebih baik dan saling menghargai satu sama lain.

 

Khulashah

Dalam mengembangkan berpikir kritis, kita dapat mengambil pelajaran dari hadis-hadis Nabi yang menekankan pentingnya menyelidiki, mempertimbangkan, dan bertindak secara bijaksana. Dengan mengaplikasikan nilai-nilai dari hadis-hadis tersebut, kita dapat menjadi individu yang lebih berpengetahuan, berempati, dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan kita.

 

Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas XI

Oleh : M.Amin, S.PdI (085851400919)

 

Sumber Bacaan

-        Buku Paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI

Penerbit : Pusat KP BP3 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

-     Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMK Kelas XI  Penerbit : Airlangga

-     Berbagai Sumber

 

 

 

Soal Penilaian Harian Bab I PAI Kelas X ( Kompetisi Dalam Kebaikan dan Etos Kerja )


Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat Diantara Pernyataan Berikut Ini 

1. Siapakah yang menurunkan Al-Qur'an sebagai kitab kebenaran yang membenarkan apa yang sebelumnya?

a)       Nabi Musa

b)       Nabi Isa

c)       Allah

d)       Nabi Ibrahim

2.      2. Siapa yang Allah serukan untuk memutuskan perkara di antara umat manusia berdasarkan apa yang Allah turunkan dalam Al-Qur'an?

a)       Umat Muslim

b)       Rasulullah SAW

c)       Pemimpin Negara

d)       Para Malaikat

3.      3Mengapa Allah menguji umat-Nya dengan pemberian-Nya kepadamu?

a)       Untuk membuat umat Muslim saling bermusuhan

b)       Untuk mencari umat Muslim yang beriman dengan ikhlas

c)       Untuk mencari umat Muslim yang mementingkan diri sendiri

d)       Untuk mencari umat Muslim yang suka berperang

4.       4. Dalam kompetisi dalam kebaikan, apa yang diingatkan kepada umat Muslim untuk diputuskan dalam kehidupan ini?

a)       Perkara-perkara duniawi yang tak berarti

b)       Keputusan berdasarkan opini mayoritas

c)       Perkara-perkara menurut apa yang Allah turunkan dalam Al-Qur'an

d)       Perkara-perkara menurut apa yang disukai oleh seorang pemimpin

5.    5. Apa yang Allah berikan kepada setiap umat di antara kamu berdasarkan Surah Al-Maidah Ayat 48 ?

a)       Uang dan kekayaan

b)       Aturan dan jalan yang terang

c)       Kekuasaan dan pengaruh

d)       Kebahagiaan dan kesenangan

6.        6Apa yang Allah bisa lakukan jika Dia menghendaki?

a)       Membuat umat Muslim saling bermusuhan

b)       Menjadikan umat Muslim satu umat saja

c)       Menjadikan umat Muslim kaya raya

d)       Menjadikan umat Muslim bertengkar dan berperang

7.        7. Apa yang Allah hendak uji dalam hidup umat-Nya?

a)       Kekuatan fisik umat Muslim

b)       Kekuatan ilmu pengetahuan umat Muslim

c)       Pemberian-Nya kepadamu

d)       Kemurahan hati umat Muslim

8.        8. Apa yang harus dilakukan oleh umat Muslim dalam berlomba-lomba dalam kebaikan?

a)       Berusaha mengalahkan orang lain

b)       Berlomba demi mendapatkan kekayaan

c)       Berlomba-lomba berbuat kebajikan

d)       Berusaha mencari popularitas dan ketenaran

9.        9. Apakah syarat utama untuk berpartisipasi dalam kompetisi dalam kebaikan?

a)       Kemampuan fisik yang kuat

b)       Kemampuan berbicara yang baik

c)       Kekayaan yang melimpah

d)       Niat yang ikhlas

10.   10Berlomba-lomba dalam kebaikan mencakup apa yang disebutkan dalam Surah Al-Maidah Ayat 48?

a)       Melakukan tindakan kebaikan hanya untuk mendapatkan pujian

b)       Melakukan amal shalih tanpa memiliki tujuan yang jelas

c)       Berlomba-lomba berbuat baik dan memperbaiki masyarakat

d)       Berusaha mencari manfaat pribadi dari amal perbuatan

11.   11. Apa tujuan dari kompetisi dalam kebaikan menurut Surah Al-Maidah Ayat 48?

a)       Mendapatkan popularitas dan ketenaran

b)       Mencari kekayaan dan keuntungan materiil

c)       Mendekatkan diri kepada Allah dan mencari ridha-Nya

d)       Mencari kesenangan duniawi semata

12.   12. Apa yang seharusnya menjadi fokus utama dalam kompetisi dalam kebaikan?

a)       Mendapatkan pujian dari orang lain

b)       Memenangkan semua jenis lomba

c)       Mendapatkan popularitas dan penghargaan

d)       Meningkatkan kualitas dan kuantitas amal perbuatan kebaikan

13.    13Apa tujuan Allah menurunkan Al-Qur'an?

a)       Membuat umat Muslim saling bermusuhan

b)       Menjadi bukti kebenaran ajaran Islam

c)       Membenarkan kitab-kitab sebelumnya

d)       Menjadi kitab petunjuk bagi seluruh umat manusia

14.   14. Apa yang diingatkan Allah kepada Rasulullah SAW dalam Surah Al-Maidah Ayat 48?

a)       Menjadi pemimpin bagi umat Muslim

b)       Membuat keputusan sesuai dengan keinginannya

c)       Memutuskan perkara menurut apa yang Allah turunkan dalam Al-Qur'an

d)       Memutuskan perkara menurut opini mayoritas umat Muslim

15   15. Apa yang harus dihindari oleh umat Muslim dalam kehidupan ini?

a)       Mengikuti hawa nafsu dan meninggalkan kebenaran

b)       Menutup mata terhadap masalah sosial

c)       Tidak peduli terhadap keadaan umat Muslim lainnya

d)       Melupakan ajaran-ajaran Al-Qur'an

16.    16. Apa yang menjadi tujuan dari ujian yang Allah berikan kepada umat-Nya?

a)       Membuat umat Muslim bermusuhan satu sama lain

b)       Mencari orang-orang yang beriman dengan ikhlas

c)       Memperkaya umat Muslim dengan harta benda

d)       Menguji kekuatan fisik umat Muslim

17.  17. Apa yang Allah berikan kepada setiap umat di antara kita?

a)       Kekuasaan untuk menguasai orang lain

b)       Kekayaan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri

c)       Aturan dan jalan yang terang

d)       Karunia dan harta benda

18.    18. Apakah Allah menciptakan umat manusia hanya satu umat saja?

a)       Ya, Allah hanya menciptakan satu umat manusia

b)       Tidak, Allah menciptakan banyak umat manusia

c)       Tidak, Allah menciptakan satu umat Muslim dan satu umat non-Muslim

d)       Tidak, Allah menciptakan banyak umat Muslim yang berbeda-beda

19.   19. Ujian yang diberikan Allah adalah untuk mencari apa?

a)       Kemampuan fisik

b)       Kekayaan dan keuntungan materiil

c)       Orang-orang yang beriman dengan ikhlas

d)       Orang-orang yang suka berperang

20.    20Apakah tujuan dari kompetisi dalam kebaikan menurut Surah Al-Maidah Ayat 48?

a)       Mencari kesenangan duniawi semata

b)       Mencari popularitas dan ketenaran

c)       Mendekatkan diri kepada Allah dan mencari ridha-Nya

d)       Mencari keuntungan dan kekayaan materiil

21.   21. Apa yang harus dilakukan oleh umat Muslim dalam berlomba-lomba dalam kebaikan?

a)       Berlomba-lomba memenangkan pertandingan olahraga

b)       Berlomba-lomba mengumpulkan harta dan kekayaan

c)       Berlomba-lomba berbuat kebajikan

d)       Berlomba-lomba mencari popularitas dan penghargaan

22.    22Apa yang seharusnya menjadi fokus utama dalam kompetisi dalam kebaikan?

a)       Mendapatkan pujian dari orang lain

b)       Meningkatkan kualitas dan kuantitas amal perbuatan kebaikan

c)       Memenangkan semua jenis lomba

d)       Mencari popularitas dan penghargaan

23.     23. Apa yang harus menjadi niat utama dalam berlomba-lomba dalam kebaikan?

a)       Meningkatkan popularitas dan ketenaran

b)       Mencari keuntungan materiil

c)       Mendekatkan diri kepada Allah dan mencari ridha-Nya

d)       Mendapatkan penghargaan dari orang lain

24.    24. Apa tujuan Allah menurunkan Al-Qur'an?

a)       Memperkuat kitab-kitab sebelumnya

b)       Membuat umat Muslim saling bermusuhan

c)       Menjadi kitab petunjuk bagi seluruh umat manusia

d)       Mencari orang-orang yang beriman dengan ikhlas

25.       25. Apa yang Allah berikan kepada setiap umat di antara kita?

a)       Kekuasaan untuk menguasai orang lain

b)       Aturan dan jalan yang terang

c)       Karunia dan harta benda

d)       Kekayaan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri

26.       26. Apa yang Allah bisa lakukan jika Dia menghendaki?

a)       Membuat umat Muslim saling bermusuhan

b)       Menjadikan umat Muslim satu umat saja

c)       Menjadikan umat Muslim kaya raya

d)       Menjadikan umat Muslim bertengkar dan berperang

27.     27. Apakah Allah menciptakan umat manusia hanya satu umat saja?

a)       Ya, Allah hanya menciptakan satu umat manusia

b)       Tidak, Allah menciptakan banyak umat manusia

c)       Tidak, Allah menciptakan satu umat Muslim dan satu umat non-Muslim

d)       Tidak, Allah menciptakan banyak umat Muslim yang berbeda-beda

28.     28. Ujian yang diberikan Allah adalah untuk mencari apa?

a)       Kekayaan dan keuntungan materiil

b)       Kekuatan fisik umat Muslim

c)       Orang-orang yang beriman dengan ikhlas

d)       Orang-orang yang suka berperang

29.    29. Apakah tujuan dari kompetisi dalam kebaikan menurut Surah Al-Maidah Ayat 48?

a)       Mencari kesenangan duniawi semata

b)       Mencari popularitas dan ketenaran

c)       Mendekatkan diri kepada Allah dan mencari ridha-Nya

d)       Mencari keuntungan dan kekayaan materiil

30.        30. Menurut Surah Al-Maidah Ayat 48, apa yang Allah berikan kepada setiap umat di antara kita?

a)       Kekayaan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri

b)       Kekuasaan untuk menguasai orang lain

c)       Aturan dan jalan yang terang

d)       Karunia dan harta benda

31.      31. Apa yang Allah berikan kepada setiap umat di antara kita berdasarkan Surah Al-Maidah Ayat 48?

a)       Kekuasaan untuk menguasai orang lain

b)       Kekayaan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri

c)       Aturan dan jalan yang terang

d)       Karunia dan harta benda

32.      32. Apa yang Allah bisa lakukan jika Dia menghendaki?

a)       Membuat umat Muslim saling bermusuhan

b)       Menjadikan umat Muslim satu umat saja

c)       Menjadikan umat Muslim kaya raya

d)       Menjadikan umat Muslim bertengkar dan berperang

1.          33. Hadis yang menjadi dasar etos kerja berdasarkan Sahih Bukhari adalah:

a)       Hadis Jibril

b)       Hadis An-Nawas bin Sam'an

c)       Hadis Abu Hurairah

d)       Hadis Umar bin Khattab

    34Etos kerja dalam Islam mengajarkan untuk melakukan pekerjaan dengan:

a)       Malas dan asal-asalan

b)       Keterampilan dan keahlian

c)       Serampangan dan acak-acakan

d)       Penuh kelicikan dan tipu daya

   35Dalam etos kerja Islam, sumber daya yang digunakan dalam pekerjaan haruslah:

a)       Halal dan bermanfaat

b)       Tersembunyi dan rahasia

c)       Murah dan mudah didapat

d)       Curang dan ilegal

    36. Allah menyukai jika seseorang menyempurnakan pekerjaannya. Menyempurnakan pekerjaan berarti:

a)       Melakukan pekerjaan dengan ceroboh

b)       Mengerjakan pekerjaan dengan rasa tanggung jawab

c)       Menyia-nyiakan waktu dan kesempatan

d)       Menghindari tanggung jawab atas pekerjaan

    37. Dalam hadis, Rasulullah juga menyarankan agar ketika mendapatkan harta yang halal, kita harus:

a)       Menyimpannya sendiri tanpa dibagikan

b)       Memperlihatkan kepada orang lain untuk pamer

c)       Menginfakkan dan bersedekah sebagian dari harta tersebut

d)       Menyembunyikannya dan tidak memberi tahu siapa pun

  38.  Etos kerja dalam Islam melibatkan dua aspek penting, yaitu:

a)       Kerja keras dan tawakal

b)       Kebohongan dan tipu muslihat

c)       Kegigihan dan kelicikan

d)       Keegoisan dan kesombongan

  39. Salah satu tujuan dari etos kerja yang baik dalam Islam adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Cara mendekatkan diri tersebut adalah dengan:

a)       Menolak beribadah dan berdoa

b)       Melakukan perbuatan yang dilarang dalam Islam

c)       Bekerja dengan penuh ketulusan dan keikhlasan

d)       Menyia-nyiakan waktu dan kesempatan

  40. Etos kerja Islam mengajarkan kita untuk berbisnis dan berkerja dengan:

a)       Kejujuran, kesungguhan, dan keahlian

b)       Kebohongan, curang, dan keserampangan

c)       Kelicikan, tipu daya, dan penipuan

d)       Kekasaran, sikap arogan, dan mengintimidasi orang lain

  41Mengapa penting bagi pekerja untuk berusaha menggunakan keterampilan dalam bekerja?

a)       Agar pekerjaan selesai dengan cepat tanpa memperhatikan hasilnya

b)       Agar pekerjaan terlihat rumit dan menarik

c)       Agar pekerjaan menjadi lebih bernilai dan bermanfaat bagi orang lain

d)       Agar pekerjaan menjadi lebih berat dan melelahkan

  42. Mengapa penting untuk menggunakan sumber daya yang halal dalam bekerja dan berbisnis?

a)       Karena halal lebih murah dan mudah didapatkan

b)       Karena sumber daya haram lebih mudah diperoleh

c)       Karena sumber daya halal akan mendatangkan berkah dan keberkahan

d)       Karena sumber daya haram akan memberikan keuntungan lebih besar



Selamat Mengerjakan !





Dibuat Oleh  :  M. Amin, S.PdI ( 0885851400919 )

Guru PAI & Budi Pekerti SMK Kartika IV-1 Malang