Materi Al-Qur'an

Berisi tentang materi Al-Qur'an beserta perangkatnya.

Materi Hadist

Pelajaran tentang Hadist beserta perangkatnya.

Materi Sirah

Berisi tentang Sirah Sahabat dan cerita hikmah.

Senin, 22 Agustus 2022

Urgensi dan Keutamaan Tauhid



Tauhid memiliki urgensi yang sangat besar dalam Islam. Sebab dialah pondasi. Dialah yang paling utama membedakan orang mukmin dan orang kafir. Berikut ini delapan urgensi dan keutamaannya.

1. Tujuan penciptaan manusia

Tauhid merupakan tujuan penciptaan manusia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:





Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku.  (QS. Adz Dzariyat: 56)

2. Hakikat dakwah para Rasul

Semua nabi dan rasul, mereka berkhotbah kepada orang-orang menurut waktu mereka. Dalam syariah termasuk ritual ibadah, bisa jadi setiap rasul berbeda-beda. Misalnya, puasa Nabi Adam selama tiga hari setiap bulan, yang sekarang kita kenal dengan puasa ayyamul bidh. Puasa Nabi Daud dan kaumnya, satu hari puasa dan satu hari tidak. Apa yang sekarang kita kenal sebagai  David's Fast . Keduanya sekarang sunnah. Sedangkan yang wajib bagi umat Nabi Muhammad adalah Puasa Ramadhan.

Demikian pula shalat. Umat terdahulu shalatnya bukan lima waktu seperti sekarang. Bahkan Nabi Isa dan umatnya hanya boleh shalat di mihrab. Tidak seperti sekarang yang mudah bisa kita lakukan di mana pun, khususnya ketika sedang safar.

Meski terkadang syariat berbeda, namun esensi dakwah semua Nabi dan Rasul adalah sama. Yaitu bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.




Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang Rasul kepada setiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut"  (QS. An Nahl: 36)

 3. Intisari Ajaran Islam

Ajaran Islam sangat luas. Ia mencakup segala segi kehidupan. Tidak ada satu pun bidang kecuali Islam punya aturannya. Mulai dari pribadi, keluarga, pendidikan, ekonomi, sosial, politik dan hukum. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi.

Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna. Dan inti ajarannya adalah tauhid. Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala baik dalam rububiyyah, uluhiyah maupun asma wa shifat.




Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu kecuali Kami mengungkapkan kepadanya: "Tidak ada Tuhan (yang benar) selain Aku, maka sembahlah Aku". (QS. Al Anbiya': 25)

4. Kunci Keselamatan

Tauhid adalah kunci keselamatan hidup, terutama kehidupan di akhirat. Tanpa bertauhid, seseorang akan celaka, kekal abadi di neraka.







Dari Muadz bin Jabal radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Saya pernah digendong oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas seekor keledai bernama Ufair. Maka dia berkata,  "Wahai Muadz, tahukah Anda apa hak Allah yang harus dipenuhi oleh seorang hamba? hamba-Nya dan hak hamba apa yang harus dipenuhi oleh Allah?”

Aku menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Beliau juga bersabda,  “Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya adalah beribadah kepada-Nya saja dan tidak melakukan syirik kepada-Nya. Sedangkan hak seorang hamba yang pasti akan dipenuhi oleh Allah adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang-orang yang tidak berbuat syirik kepada-Nya.”

Saya bertanya, "Ya Rasulullah, apakah saya tidak perlu menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang?" Dia menjawab,  "Jangan sampaikan kabar baik ini kepada mereka, karena itu mereka akan mengandalkan diri mereka sendiri (tidak ingin berbuat lebih)."  (HR.Bukhari dan Muslim)




“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan tulus, hanya berharap wajah Allah.”  (HR.Bukhari dan Muslim)

5. Kunci Keamanan dan Petunjuk

Tauhid adalah kunci keamanan dan hidayah. Seseorang yang bertauhid kepada Allah, di dunia ini mereka merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki dan di akhirat mereka selamat dari azab yang pedih. Dengan tauhid, seseorang akan mendapat hidayah Allah untuk melakukan amalan-amalan baik berikut ini yang tidak didapatkan oleh orang-orang yang menyekutukan-Nya.




Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.  (QS. Al Anbiya’: 25)

6. Kunci Masuk Surga

Tauhid adalah kunci masuk surga. Tanpa tauhid, seseorang tak bisa memasukinya. Sebaliknya, sebanyak apa pun dosa seseorang, jika ia bertauhid kepada Allah, niscaya ia akan masuk surga meskipun terlebih dahulu harus mempertanggungjawabkan doa-dosa yang belum mendapat ampunan. Ketika dosanya Allah ampuni, ia akan masuk surga dan abadi di sana.


Jibril ‘alaihis salam datang kepadaku dan mengatakan, “barangsiapa mati dari kalangan umatmu sedangkan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, maka ia masuk surga.” (HR. Bukhari)

 7. Kunci Ampunan Allah

Seseorang yang meninggal dalam kondisi bertauhid tanpa menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dosa-dosanya akan Allah ampuni. Meskipun dosa itu sebesar langit dan bumi.


Allah berfirman, “Hai anak Adam, jika kamu datang kepadaku dengan membawa dosa seluruh bumi, sedangkan ketika kamu bertemu denganku kamu dalam keadaan tidak melakukan syirik sama sekali, aku pasti akan memberimu ampunan seluruh bumi. demikian juga." (HR.Tirmidzi)

8. Keutamaan Besar

Ungkapan tauhid  laa ilaaha illallah  memiliki keutamaan yang sangat besar. Di hadapan Allah,  kalimat tayyibah ini lebih berat dari tujuh langit dan bumi.


Musa berkata, "Ya Tuhanku, ajari aku sesuatu untuk mengingat dan berdoa kepada-Mu." Allah berfirman, "Katakanlah, hai Musa,  Laa ilaaha illallah ." Musa berkata lagi, "Semua hamba-Mu mengatakan ini." Allah berfirman, "Katakanlah, hai Musa,  Laa ilaaha illallah ." Musa berkata lagi, “ Laa ilaaha illa anta . ” " Aku hanya ingin sesuatu yang spesial untukku." 

Allah berfirman, “Wahai Musa, jika tujuh langit dan penghuninya selain Aku dan tujuh bumi ditempatkan pada salah satu daun timbangan, sedangkan  Laa ilaaha illallah  ditempatkan pada daun timbangan yang lain, maka  Laa ilaaha illallah  akan pasti lebih berat.” (HR. Tirmidzi)

Kalimat tahlil laa ilaaha illallah juga merupakan dzikir paling utama. Rasulullah menganjurkan untuk memperbarui keimanan dengan kalimat thayyibah ini.

Editor : M. Amin, S.PdI

Sumber : https://bersamadakwah.net/pengertian-tauhid/

 

 

Kamis, 18 Agustus 2022

Pengertian Tauhid

Pembahasan kita saat ini adalah tentang aqidah, salah satu sinonim dari aqidah adalah tauhid. Jika aqidah merupakan istilah baru, tauhid adalah istilah yang telah digunakan sejak masa awal Islam. Berikut ini pengertian tauhid, urgensi dan keutamaannya.

Tauhid berasal dari kata وحد  – يوحد  – توحيدا , yaitu mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Secara istilah, tauhid adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan meyakini keesaan-Nya tanpa menyekutukan-Nya dalam rububiyah-Nya, uluhiyah dan ibadah kepada-Nya serta nama-nama dan sifat-Nya.

Jika istilah aqidah merupakan istilah baru yang kita tidak menjumpainya dalam Al Qur’an, istilah tauhid telah ada sejak awal Islam. Dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita akan menjumpai istilah ini. Di antaranya sabda beliau kepada Muadz bin Jabal ketika mengutusnya ke Yaman:

إِنَّكَ سَتَأْتِيْ قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَىْهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ– وَفِيْ رِوَايَةٍ – : إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ – فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَـمْسَ صَلَوَاتٍ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْـمَظْلُوْمِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab, maka hendaklah yang engkau sampaikan kepada mereka pertama kali adalah syahadat La ilaha illallah wa anna Muhammadar Rasulullah -dalam riwayat lain disebutkan, ‘Sampai mereka mentauhidkan Allâh.’-

Jika mereka telah mentaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah mentaati hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir.

Dan jika mereka telah mentaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan mengambil) dari harta terbaik mereka. Dan lindungilah dirimu dari doa orang yang teraniaya karena sesungguhnya tidak satu penghalang pun antara doanya dan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Editor : M. Amin, S.PdI

Sumber : https://bersamadakwah.net/pengertian-tauhid

Rabu, 17 Agustus 2022

Bagaimana Remaja yang Merdeka Itu ?

 Ibu pertiwi ulang tahun kemerdekaan untuk yang ke 77 kalinya. Merdeka dari penjajahan fisik yang pernah menimpa Bumi Nusantara oleh negeri matahari terbit dan negeri kincir angin sebelum 17 Agustus 1945.

Sejatinya, bukan cuman negara kita yang merdeka dari penjajahan. Rakyatnya juga nggak boleh ketinggalan, mesti merdeka juga dari berbagai tekanan. Tak terkecuali generasi muda yang kelak bakal membawa negeri ini meraih kemerdekaan hakiki. Tak hanya terbebas dari invasi militer, tapi juga penjahan secara politik, ekonomi, atau budaya yang tak kasatmata.

Pertanyaannya, seperti apa karakter remaja merdeka yang menjadi dambaan umat? Lets cekidot!

Pertama, lepas dari jerat nafsu.

Geliat jiwa muda gampang banget terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan. Terutama kalo udah terpapar virus hedonis. Gaya hidup yang memuja kesenangan dunia. Setan pinter banget ngegoda remaja untuk ikutin jalannya yang sesat. Saking pinternya, remaja banyak yang nggak nyadar kalo udah terjerat nafsu akibat godaan setan.

Tengok saja, banyak remaja yang keranjingan berlenggak-lenggok di atas zebra cross dengan busana yang mengumbar aurat. Belum lagi budaya pacaran yang makin beringas dalam kemasan pergaulan bebas. Nggak ketinggalan, adu jotos seringkali jadi pelarian kalo sesama kaum Adam slek. Kalo udah begini, remaja makin diperbudak oleh nafsu. Gak bisa lepas.

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”(QS. Al-Jatsiya : 23)

Karena itu, remaja merdeka bakal mati-matian berusaha untuk lepas dari jeratan nafsu. Bukan perkara mudah, tapi bisa dilakukan selama kita tetap ngaji, mengenal Islam lebih dalam. Karena, hanya Islam yang bisa menundukkan hawa nafsu.

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Al Ash ra, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang pun yang beriman sampai ia menundukkan keinginannya untuk mengikuti apa yang Aku bawa” (HR. At-Thabrani) 

Kedua, bebas dari tekanan teman sebaya

Dalam lingkungan pergaulan, pengaruh teman satu sirkel punya peran besar dalam membentuk karakter remaja. Terutama kalo sudah melibatkan peer pressure alias tekanan teman sebaya.

Secara istilah Peer pressure bisa diartikan sebagai tekanan perasaan ketika seseorang harus melakukan hal yang sama seperti orang lain pada usia dan kelompok sosial tertentu agar disukai atau dihargai. Peer pressure bisa memberi pengaruh yang kuat dalam suatu kelompok, di mana anggotanya akan berperilaku seperti yang lain.

Ngerinya, kalo sirkel pertemanan kita dihuni oleh remaja toxic. Mereka bisa menekan temen-temen mainnya untuk berperilaku negatif seperti mereka. Mulai dari merokok, nenggak miras, bolos sekolah, bohong pada orang tua, pacaran, atau tawuran.

Sialnya, banyak remaja “menyerah” berada dalam peer pressure negatif karena ingin disenangi, ingin dihargai oleh sirkel pertemannya atau khawatir bakal dicengin anak – anak lain kalo nggak punya kelompok pertemanan.

Remaja yang merdeka itu, dia nggak pilah pilih teman. Karena dia bisa menunjukkan sikap terbaik dalam menghadapi peer pressure. Kalo ada temannya yang ngajak maksiat, dia pilih mengingatkan dan meninggalkan mesti resikonya bakal dijauhi oleh teman-temannya.

Sebaliknya, kalo ada teman yang ngajak taat, dia langsung mengiyakan dan segera ambil bagian. Lantaran teman model gini yang bakal menyelamatkannya dari bencana di dunia dan musibah di akhirat.

Lantas,bagaimana caranya remaja merdeka itu bisa bebas dari tekanan teman sebaya, dia harus punya rasa bangga yang membuncah sebagai seorang muslim. Sebagaimana ditegaskan Allah swt dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka menguatkan kedudukannya, kemudian para malaikat akan turun kepada mereka (berkata), “Jangan takut dan jangan bersedih; dan berbahagialah dengan (memperoleh) surga yang dijanjikan kepadamu.” (QS. Fussilat Ayat 30)

Ketiga, Say no to wasting time

Godaan yang satu ini, paling susah ditolak oleh remaja, terutama kalo diajak oleh teman dekatnya. Wasting time alias membuang waktu. Sibuk dengan aktifitas yang minim manfaat. Meski bukan perbuatan yang diharamkan, tapi bisa melenakan hingga melalaikan kewajiban atau nyerempet kemaksiatan.

Remaja mandiri itu berusaha menjaga kejayaannya sebagai seorang muslim dengan menghindari segala aktivitas yang minim manfaat. Seperti yang diingatkan oleh Rasulullah SAW, "Dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata, 'Rasulullah, damai dan berkah Allah besertanya, bersabda, 'Cara terbaik memeluk Islam adalah dengan meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.'"

Imam al-Qori berkomentar mengenai makna “meninggalkan sesuatu yang tidak berguna”. Maksudnya sesuatu yang tidak penting dan tidak patut ia lakukan. Baik berupa ucapan atau tindakan. Baik sekedar melihat maupun memikirkan.

Daripada waktunya dihabiskan untuk mabar, nonton konser musik, nongkrong di pinggir jalan, atau ngobrol ngalor ngidul, atau mager gak jelas, remaja merdeka lebih memilih untuk belajar dan beribadah.

Keempat, growth to contribute

Hakikat eksistensi bagi remaja muslim, tergambar dalam nasihat  seorang Ulama besar Abu Abdillah Muhammad bin Idris atau yang masyhur dengan sapaan Imam Syafi’i. “Demi Allah, hakikat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Jika keduanya tidak ada maka pribadinya tidak bernilai.”

Itu artinya, kalo seorang remaja ogah-ogahan menimba ilmu atau males-malesan mengenal Islam lebih dalam, seperti mayat hidup. Imam Syafi’i mengingatkan “Siapa yang tidak belajar di masa mudanya, bertakbirlah untuknya 4 kali karena kematiannya”

Sebaliknya, kalo remaja getol belajar baik ilmu agama maupun ilmu dunia berarti dia telah menghargai kehidupannya. Karena salah satu ciri makhluk hidup terus bertumbuh dan berkembang. Wawasannya terus bertambah, kemampuannya kian terasah.

Tak cukup sekedar menimba ilmu, remaja merdeka itu selalu berusaha menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Dia menjadikan dakwah sebagai poros hidupnya. Tak sungkan berkontribusi, tanpa tapi, tanpa nanti, tanpa lelah.


Sumber : https://temansurga.com/buletin-teman-surga-198-remaja-merdeka-itu/


Sabtu, 13 Agustus 2022

Merehabilitasi Mental dengan Sholat

 

Sejak wahyu Alquran turun pertama kali, janji sekaligus harapan kemenangan sebenarnya sudah diperuntukkan bagi kaum muslimin. Janji kemenangan itu juga diulang-ulang dalam lantunan azan yang mengumandang setiap waktu. Hayya'ala Al-falah. Mari songsong dan rebut kemenangan. Janji Allah itu mutlak pasti terjadi. Namun sebelum itu, membutuhkan usaha dan kesungguhan. Setidaknya dengan menenangkan pertarungan pada setiap panggilan salat lima waktu. Bahwa salat bukan hanya ibadah secara ritual saja, tetapi juga sebagai syarat kemenangan yang diharapkan.

Peluang sekaligus tantangan ini penting untuk selalu diulang-ulang dan disegerakan kepada seluruh kaum muslimin. Sebab disadari, the clash of Civilization (benturan peradaban) itu memang terjadi. Tak bisa dihindari.

Ada pertarungan abadi dalam kehidupan manusia. Antara para pengusung kebenaran (Al-Haq) dan kebaikan (Ahlu al-khair), dengan mereka yang lebih suka dengan kesesatan (al-bathil) dan kejahatan (Ahlu asy-syar)

Apalagi, ajaran Islam bersifat universal, mencangkup alam sekitar. Dalam Alquran biasa disebut kafatan linnas (menjangkau segenap umat manusia), dan rahmatan lil alamin (Rahmat untuk seluruh alam semesta)

Untuk itu, menghadapi potensi benturan tersebut, jauh-jauh hari Allah telah mempersiapkan segala sesuatu melalui Alquran.hal itu juga diajarkan secara tuntas kepada Rasulullah Muhammad melalui teladan dalam keseharian.

Menyerap Mukjizat

Realitasnya, bisa dikata sebagai kaum muslimin di lapangan belum mampu memberi warna kepada umat manusia dan lingkungannya. Peradaban modern terus berkembang tanpa nyaris tersentuh oleh shibgah (celupan) agama. Umat Islam justru seperti jadi bulan-bulanan resmi pengusaha dzolim. Akibatnya, sebagian jadi kehilangan kepercayaan diri. 'Izzah (kemuliaan) Islam seolah tergerus Dan mereka tak lagi merasakan wibawa itu.

Timbul pertanyaan, apakah resep yang telah Allah turunkan masih ada kekurangan? Apakah tidak sesuai dengan desain yang benar sesuai petunjuknya.

Padahal, jangankan Alquran sebagai mukjizat secara keseluruhan. perintah salat saja sudah luar biasa jaminan kehebatannya. Sayang, jujur diakui bawa kekuatan salat yang kita kerjakan belum pernah tercicipi dengan baik. Ada nilai tambah yang belum pernah dirasakan selain untuk menggugurkan kewajiban saja.

Kita semua tentu bersyukur masih terpanggil untuk menunaikan salat lima waktu. Namun apa yang kita dapatkan dari rukun Islam kedua ini?

Sebagian kita harus mengaku bahwa rasa itu masih terlalu hambar. Bahkan nyaris. Tidak ada getaran apa-apa dalam diri usai mengerjakan salat.

Rasanya kita belum berhasil merehabilitasi mental dan jiwa. Sehingga perasaan dan suasana hati seolah tidak berada antara salat dan di luar salat. Padahal salat adalah wahana kontak dan komunikasi secara langsung antara hamba dengan penciptanya.

Kondisi demikian tentu indikasi bahwa salat tersebut belum menghasilkan apa-apa. Kecuali gurunya kewajiban saja.

Momentum

Kondisi serupa sebenarnya sedang terjadi di luar sana. Kaum non muslim juga tengah menghadapi persoalan yang tak kunjung ada habisnya.

Peradaban materialisme dan kapitalisme yang diusung oleh negara-negara besar sedang menuju titik jenuh. Masyarakat barat dilanda krisis moral. Di mana-mana terjadi demonstrasi. Rakyat mulai menggeliat. Mereka perlahan muak dan jijik dengan slogan kebebasan yang digaungkann selama ini. Berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) independen muncul, sebagai bentuk protes kebijakan para penguasa.

Sejumlah keresahan ini tentu harus ditangkap sebagai peluang dan tantangan. Jika masyarakat dunia mulai resah lalu apa yang Islam tawarkan dan sodorkan pada mereka?

Ini bukan sekedar momen yang terbilang strategis. Lebih dari itu, ini adalah tanggung jawab Islam menebar pesona sebagai rahmatan lil alamin dan kafatan

Tak perlu menghabiskan waktu mengurus persoalan yang sifatnya remeh-temeh. Cukup fokus saja memunculkan pesona Islam tersebut sebagai kekuatan dan jaminan kemenangan.

Dengan kesadaran panggilan iman dalam rehabilitas mental dan kondisi umat Islam, maka bukan hal fantastis atau mustahil Allah berkenan memberikan bantuan dan pertolongannya. Yakni yakni mengubah nasib umat Islam menjadi pemenang sekaligus mengatur setiap urusan dalam kehidupan manusia. di sini lah pentingnya kalimat syahadat benar-benar diserapi oleh jiwa-jiwa setiap muslim. Masalahnya, harus jujur diakui pula, kita belum mendalami secara intensif dan serius ajaran Islam tentang potensi kekuatan syahadat. Tanyakan, syarat hanya dikenal sebagai rukun Islam pertama saja. Tanpa tahu lebih jauh dahsyatnya kekuatan syahadat itu. Padahal, jika ucapan ini betul-betul berkecambah niscaya akan melahirkan suatu sikap mental dan kesadaran yang luar biasa bagi setiap orang beriman.

Editor : Karima Melati (24), Zahra Atta Faridho (23), Ratnaning Rahayu (19), Paula Victoria (18), Elang Cahya H (9) / Kelompok 2_X Boga2

Jumat, 12 Agustus 2022

Berusaha Lebih Baik dan Lebih Berkah


 Bekerja dan membuka usaha mencari tambahan penghasilan memang penting agar dapat memenuhi segala kebutuhan hidup. Terlebih dengan cara membuka usaha adalah salah satu anjuran Rasulullah untuk mendapatkan Rizki dari nya dengan cara yang halal. Karena yang merubah nasib kita adalah diri kita sendiri

Setelah kebutuhan terpenuhi, boleh diri kita untuk lebih membangun dan mengembangkan usaha, asal niatnya bukan untuk memperkaya diri, tapi memberikan kemanfaatan Buat sesama. Serta ketulusan dan keikhlasan kita saat berusaha, terutama kepada Allah ta'ala. Dengan begitu kesuksesan akan kita temui yang di sertai dengan lebih banyak keberkahan atas ridho nya

 "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya" (QS. Ath- talaq (65) :2-4)

Maka dari itu, jangan pernah lelah untuk mencari keberkahan nya. Yakni menjadikan diri menjadi sebaik baiknya manusia yang senantiasa menebar manfaat kepada sesama.

Vanesha Alfionita kelas XB (No. Abs 10)



Kamis, 11 Agustus 2022

Tanah Liat Menjadi Burung Bul-bul ( Kisah Rasul )

 Nabi Isa adalah putra dari Maryam, yang merupakan keponakan dari nabi Zakaria. Saat mengandung nabi Isa, Maryam di fitnah oleh penduduk sekitar karena dia mengandung tanpa disentuh lelaki mana pun. Atas kehormatan Maryam itulah, Allah Ta'ala memberi karunia kepada Maryam dengan melahirkan nabi Isa mesti tanpa seorang ayah. 

Akhlaknya sangat baik, jujur santun dan suka menolong. Sehingga banyak orang yang suka kepadanya. Beliau tidak suka berhura hura atau bermain dengan teman sebayanya. Sehari hari dihabiskan bersama ibunya untuk belajar dan terus belajar. Dibawah bimbingan sangat ibu, nabi Isa tumbuh berkembang. Dia tidak pernah lalai untuk beribadah. 

Isa merupakan salah satu nabi yang bergelar ulul azmi, yaitu nabi dengan tingkat cobaan yang maha dahsyat tetapi dapat melaluinya dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Tanda tanda kenabian Isa sudah nampak sejak kecil. Kejadian diluar nalar itu membuat Maryam mendapat fitnah dari orang orang bani Israel yang menganggap bahwa Maryam adalah perempuan yang tidak baik. 

Seiring dengan berjalannya waktu, nabi Isa terus tumbuh dengan segudang keistimewaannya. Nabi Isa yang dibesarkan oleh ibunya telah menunjukkan tanda tanda kenabiannya sejak masih bayi ketika beliau mampu berbicara untuk menyangkal orang orang yang meragukan kekuasaan Allah Ta'ala. 

Nabi Isa tumbuh sebagai manusia yang taat beribadah dan terus belajar bersama ibunya untuk memahami kehidupan. Singkat cerita pada usia 30 tahun, malaikat Jibril menemui nabi Isa di bukit Zaitun untuk menyampaikan wahyu dan diangkatlah ia sebagai seorang nabi. Wahyu yang diturunkan Allah Ta'ala pada nabi Isa itu terangkum menjadi kitab Injil untuk menyempurnakan kitab sebelumnya yang diturunkan kepada nabi Musa yakni kitab Taurat. 

Tugas berat yang diemban nabi Isa untuk menyampaikan risalah kenabiannya kerap menghadapi tantangan dan rintangan yang luar biasa. Kala itu kaum bani Israel sedang berada di fase penuh kemaksiatan dimana para pendeta yang masih berpegang pada kitab Taurat tidak peduli dengan penyimpangan kaum bani Israel. 

Nabi Isa mau tidak mau harus berdebat dengan para pendeta itu dan atas kecerdasanya nabi Isa as mampu membungkam mereka para pendeta. Pada suatu hari, dakwah nabi Isa diketahui oleh raja Herodes yang kemudian menantang disampaikannya petunjuk dari Allah tersebut. Raja Herodes lalu mengumpulkan rakyatnya untuk menyaksikan kebenaran yang dibawa oleh nabi Isa. 

Raja Herodes yang tidak percaya dengan nabi Isa memintanya untuk menunjukkan satu mukjizat yang bisa membuktikan bahwa nabi Isa benar benar seorang nabi. Akhirnya dihadapan banyak pasang mata, nabi Isa mengambil tanah liat yang dibentuknya menjadi patung seekor burung. 

Patung tersebut kemudian ditiup oleh nabi Isa dan atas izin Allah Ta'ala berubahlah patung itu menjadi seekor burung yang hidup dan bisa terbang. Kejadian itu membuat kaum bani Israel begitu terkagum kagum dengan kemampuan nabi Isa. 

Oleh sebab itu kita sebagai umat muslim harus yakin bahwa nabi Isa adalah seorang manusia mulia yang mengemban amanah Allah Ta'ala untuk menyampaikan petunjuknya. Beliau ketika itu juga telah menyampaikan bahwa nabi yang terakhir bukanlah dirinya melainkan nabi Muhammad shallallahu'alaihi Wasallam. 

Editor : Alya Aprilinda C. (2) Davina Salsabila (4) / Kelompok 1_X KC


Menjaga Lisan ( Materi Akhlaq )

Jika ada dua orang wanita atau lebih berbicara seraya berbisik bisik ,sesekali memandang orang di depannya dan tertawa-tawa,apa yang terlintas di benak anda tentang mereka ? Ya,biasanya,mengghibah.

Mungkin menjadi jawaban dan prasangka buruk terhadap mereka,atau terlintas jawaban,mungkin mereka sedang membicarakan hal yang mereka anggap  lucu  dan menggelikan.

Apapun jawaban/prasangka yang ditujukan untuk mereka ,memang di akui ,jika beberapa wanita berkumpul niscaya tidak luput dari bincang-bincang ngalor ngidul yang tak jarang menyerempet ke hal-hal yang di haramkan .mengghibah alias  membicarakan keburukan / hal yang tidak di sukai orang lain misalnya. Wanita yang menurut suatu penelitian diberi kemampuan bertutur kata tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan pria,seringkali tergelincir dalam dosa saat berkumpul satu sama lain disengaja atau tidak . Yang demikian tidak hanya menimpa umumnya wanita. Wanita- wanita mulia pendamping rosulullah pernah mendapat teguran langsung dari Allah ,yang kisah mereka menjadi sebab turunnya awal mula surat at-tahrim . Ketika dua istri beliau terlibat dalam makar yang ditujukan untuk masuk mereka yang lainnya.

  Lisan yg diciptakan tdk bertulang,memang menjadi ujian terberat manusia, khususnya wanita yg diberikan kemampuan berkata-kata lebih banyak dibandingkan pria. Tdk sedikit hati terluka, permusuhan dan dendam berkepan jangan,bahkan dosa beser terjadi,karena lisan yg tdk ditahan kendalinya.

  Rasulullah yg dikutip dari adabul mufrod milik Imam Bukhori berikut; dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata,pernah ditanyakan kpd Rasullullah Shalallahu alaihi wa salam,hai Rasullullah, sesungguhnya Si Faulanah suka sholat malam,shoum di siang hari,mengajarkan(berbagai kebaikan) dan bersedekah hanya saja ia mengganggu para tetangganya dng lisannya?". Bersabda Rasulullah,"Tiada kebaikan padanya,dia termasuk penghuni neraka". Mereka bertanya lagi,"Sesungguhnya Si Faulanah (yg lain) mengerjakan (hanya) sholat wajib dan bersedekah dng sepotong keju,namun tdk pernah mengganggu seorangpun?". Bersabda Rasulullah,"Dia termasuk penghuni surga".

  Lisan wanita tdk hanya ketika berkumpul sesama wanita saja harus dijaga,ketika sendiripun kadang lisannya liar berkata dan mengomentari apa yg dilihatnya. Ketika melihat orng lebih gemuk darinya misalnya, ia berkomentar,"ih,harusnya orng itu pakai baju yg cocok untuk ukuran tubuhnya",atau"ga matching banget,sih baju orng itu,"dan seterusnya.

Suatu saat, Rasulullah pernah menegur ibunda Aisyah RA atas kata-kata yang ia lontarkan untuk istri Rasulullah lainnya, yaitu Shofiyyah, sebagaimana yang di tuturkan ibunda Aisyah sendiri;"saya pernah berkata Kpd nabi,'Shofiyah itu begini dan begitu'. Rawi selain Musaddad berkata'Aisyah bermaksud menggatkan bahwa Sofiyah pendek. Maka Nabi kemudia berkata,'sungguh kamu telah mengucapkan suatu kalimat,yg seandainya kalimat tersebut dicampur dng air laut niscaya ia akan mengubah rasanya'. Saya juga pernah menirukan seseorang. Lalu beliau berkata'saya tdk suka mengejek seseorang,sekalipun saya akan memperoleh keuntungan ini dan itu". ( HR: Abu Daud) 

  Semenjak memasuki era digital,dan smart phone menjadi pegangan wajib setiap orng,kata"yg diucapkan lisan tergambar dlm tulisan. Bahkan yg dikomentari tdk saja orng yg dilihatnya,tetapi seantero dunia dikomentari. Padahal,tulisan juga memiliki kekuatan yg sama dng apa yg dilisankan. Tulisan dpt berbicara selayaknya lisan.

  Agar wanita muslimah terhindar dari bahaya lisan, ada nasihat bijak Rasulullah harus dijadikan pegangan. Nabi bersabda "barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR al-Bukhori)

Editor : Aulia Isya (03) Mutiara Fitri Wulandari (11)Riska Amelia (16)_X KC

Senin, 01 Agustus 2022

Materi Klas X Urgensi Etos Kerja ( Kajian Dalam Al Qur'an )

 

URGENSI ETOS KERJA

( Kajian Dalam Al Qur’an )

Bagian-1


A.     Kajian Q.S. At-Taubah/9 : 105

وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَقلےوَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَاكُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَج ﴿التّوبة: ١٠٥ ﴾

Artinya: Dan katakanlah,“Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui  yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.(Q.S. At-Taubah/9: 105)

1.      Kajian Ilmu Tajwid


2.      Makna Kata



3.      Asbabul Nuzul

a.    Melalui ayat ini, Allah swt.memerintahkan kepadaRasul-Nya agar mengatakan kepada kaum muslimin yang mau bertobat dan membersihkan diri dari dosa-dosa.

b.      Mereka dianjurkan tidak hanya merasa cukup dengan melakukan taubat, zakat, amal shalih, dan shalat semata, melainkan juga harus melakukan semua yang diperintahkan kepada mereka.

c.   Memuat juga peringatan keras terhadap orang-orang yang menyalahi perintah Allah swt. bahwa amal mereka nantinya akan diperlihatkan kepada Rasul dan kaum muslimin di Hari Kiamat kelak.


4.      Isi Kandungan 

a.   Perintah bershadaqah dan berzakat serta beramal shalih sebanyak mungkin bagi siapa saja yang ingin bertaubat.

b.    Amal shalih yang mereka lakukan, akan dilihat oleh Allah swt. dan Rasul serta orang-orang mukmin.

c.    Setiap manusia akan dikembalikan ke alam akhirat, dan sekecil apapun yang dilakukan akan mendapatkan ganjaran.

d.    Tidak merasa cukup dengan hanya melakukan taubat, zakat, amal shalih, dan shalat semata, melainkan juga harus melakukan semua hal secara maksimal dan unggul, sehingga umat memilki karakter yang berbeda dibanding umat lain.

e.   Allah swt. akan memberi balasan pahala yang berlipat ganda, tanpa mengurangi pahala mereka yang memberi contoh atau yang mencontoh.

f.    Peringatan keras terhadap orang-orang yang menyalahi perintah Allah swt., bahwa amal mereka nantinya akan diperlihatkan kepada Rasul dan kaum muslimin di hari Kiamat kelak.


B.     Kajian Q.S. Az-Zumar/39: 39

قُلْ يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌصلے فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَلا﴿الزّمر:٣٩ ﴾

Artinya:  Katakanlah (Muhammad).“wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui.” (Q.S. Az-Zumar/39: 39)

1.    Kajian Ilmu Tajwid

2.    Makna Kata 


3.    Tafsir

Pada Ayat 39 ini, Allah swt. menjelaskan bahwa setelah Rasulullah saw. mengemukakan argumen yang tidak dapat dibantah lagi oleh kaum musyrikin, Allah swt. memerintahkan beliau supaya menyampaikan ancaman dengan bekata, “Hai kaumku, berbuatlah sesuai anggapanmu bahwa kamu mempunyai kekuatan dan keterampilan dan peraslah keringatmu dalam membuat makar dan tipu daya karena aku pun berbuat pula dalam mengokohkan dan menyiarkan agamaku, nanti kamu akan mengetahui, siapa di antara kita yang lebih baik kesudahannya.”


4.    Isi dan Kandungan

a.      Perintah kepada Nabi Muhammad saw. Supaya menyampaikan tantangan kepada kaum musyrikin yang hendak berbuat makar dan tipu daya bahwa Nabi pun (dengan izin dan inayat Allah swt.) melakukan hal sama untuk mengokohkan agama Islam.

b. Dunia pada akhirnya akan menyadari dan dapat menyaksikan bahwa yang mendapatkan kemenangan adalah kaum muslimin, bukan umat lain atau kaum musyrik/kafir.

      c.  Saat ini, Islam ditantang oleh pihak lain untuk mengangkat tentang kebenaran           Islam. Benarkah umat Islam adalah pemalas, tidak produktif, dan memiliki                  semangat kerja yang rendah ? Padahal, seharusnya umat Islam itu umat yang              terbaik, unggul, dan mampu menjadi wasit.


bersambung....